Juli dalam Memori

Pagi…

Dingin… gelap… menggoda tuk kembali bersua mimpi…

Desir angin yang menyapu helai dedaunan…

Timbulkan irama merayu mendayu-dayu…

Tangisku Melepas Senyummu

terlewat di depan rumah beliau,..

terngiang bayangan enam tahun silam,.

saat pertama kurajut impianku di Smara Catur,.

gigih ku coba, giat ku berusaha,.

Jawaban Yang Sempurna

teruntuk hati yang senantiasa bertanya,..

apakah benar-benar dia?? yang mampu menjawab segala keraguan yang ada…

kata bias menjadi pesona, harap-harap tak terduga menjelma menjadi kekuatan yang luar biasa,..

apakah benar-benar dia?? yang membawaku tuk selalu memuji kesempurnaan Maha Karya-Nya??

mendekatkanku pada syukur tiada terkira atas nikmat yang tak terduga dan…

selalu ada,…

aku sempat bertanya pada bumi tempatku berpijak,..

Di Sela-Sela

Ini adalah yang pertama,,

Di pojok kanan utara barisan terdepan,,

Ketika mulut tiada kuasa bicara,,

Mata tak mampu melihat,,

Pagi Buta II

Krik…krik…krik….

Suara jangkrik masih terdengar merdu. Bangun pagi yang terasa nyaman, tidur pulas seakan tiada gangguan. Perlahan kugeliatkan badanku yang terbaring di atas kasur di kamar kosku. Kuambil hapeku yang sedari tadi meraungkan alarmnya, lalu kumatikan. Dalam display tertulis kata,

“22 missed call”

Pagi buta I

Dok…dok…dok!!! Terdengar pintu kamar kosku yang diketuk, lalu sayup-sayup ku dengar suara yang kukenal memanggilku,

“ri,,,tangi ri…!!!”

perlahan mataku kubuka, dengan agak malas aku menjawab

Kata Orang Kata Aku Gombal

Kata Orang (KO) : dia gendut…

Kata Aku (KA) : emang sedikit “berbobot” sie… tapi bukannya imut ya??

KO : haduw… dia cerewet amat!!!

KA :
syapa bilang?? Mmm, gak juga taw!! Dia itu supel, masih kalah sama radio juga koq,, yang gak

Senja di Kota Lama

senja di kota lama, teramat banyak kisah terlukis dalam kanvas kehidupan,

tergores dari hari ke hari, kenangan dalam hati tiada pernah mati….

senja di bulan september, cuaca cerah, angin berhembus kencang….

Tarian Pena Tanpa Nama

Dalam hening aku menulis,,

Saat-saat malam gulita, sunyi, tak bersuara,

Dalam relung ku mencoba, ‘tuk memahami ayat-ayat Yang Kuasa,

Sya’ban mulai tergerus, derasnya waktu yang tak tertahan,

Malam Ini

sunyi tapi tak sepi….

kusingkap perlahan tirai yang membalut jendelaku….

cahaya rembulan perlahan memasuki tempat peraduanku….

sunyi tapi tak sepi…